Rabu, 15 Februari 2012

Sekolah Menengah Atas (I)

SMA itu masa penuh pergejolakan. Masa mencari diri lo yang sesungguhnya kayak apa. Kayak miniatur dunia sesungguhnya dengan level kekerasaan yang tidak sama.
Sebenernya pinter juga sih pemerintah kasih seragam putih abu-abu. Karena kita ada di zona abu-abu. Kita belum milih, kita masih ngeiyain hitam, tapi juga oke sama si putih. Zona penuh keraguan dan ketidak pastian. Dan pernyataan barusan mengandung 99% kepastian.

Di tahun ketiga sma ini, mata gua makin terbuka. Orang itu gak hanya sebatas yang keliatan. Dan gak hanya sebatas penglihatan kita. Pernyataan: we see things as we are, not as they really are itu bener banget. Karena sesungguhnya yang tau apa isi otak seseorang yang sesungguhnya cuman dia sama Yang Kuasa.

Another super-true facts: semua orang selalu ngomongin orang yang lain. Dan kita semua gak boleh saling membenci karena hal ini, karena gimana pun juga lo pasti pernah ngejelekin orang lain seperti orang itu ngejelekin elo. Just simply ignore them. Pokoknya lu usaha sebisa mungkin aja buat baik sama orang, but in the end, you cant satisfied the whole population. Someone's bound to be disappointed at someone. Dan gue semakin paham akan hal ini. So feel free to talk dirt behind my back, bitch.

Kita gak bisa sembarang percaya orang. Mending kayak gue aja, on 'hey!' basis sama kebanyakan orang. Tapi gak lebih. Mending lu rawat buku-buku lama yang udah kejamin bagusnya. Karena toh lo gak bisa cocok sama semua orang, bisa aja dia terlalu annoying, terlalu cuek, terlalu banyak perbedaan, dan itu wajar kan? Jadi lebih baik lo menjaga jarak dan dengan begitu ketenangan pun muncul.

Gak semua temen lo bisa buat diajak kerja bareng. Bisa aja mereka punya daya kerja nol. Dan mentang-mentang temen, mereka serahin ke elu aja, dengan alesan lo gak bakal marah karena mereka temen lo.
Tapi ada juga yang asik banget buat kerja bareng, bikin konsep dan kerja di lapangan bareng, tapi untuk personal stuf, tingkat sentimentalnya beda, yang bikin jadi gak enak untuk dibawa ke tingkat emosi dan sebagainya.

Sahabat, personally menurut gue bisa diajak kerja dan ketawa bareng. Secara lo sahabat, jadi mindset lo sama mindset dia bisa temenan, therefore kalian tau kapan harus kerja, tapi tetep ada di sebelah temen lo disituasi genting gimana pun.

Dan di sma ini gue juga kenal banyak tipe orang. Yang gede congor doang lah, yang conceited, yang gak bisa dengerin orang lain, yang egois, yang super moody dan sensitif, yang keras kepala, yang gamau dibantah, yang genit setengah mati, yang ngerasa punya kuasa. Tapi di sisi lain gue pernah ngerasain seru bareng mereka semua. Gue tau mereka punya good qualities yang bisa nongol, dan gue hargai itu. Namun karena kekurangan mereka yang di gue udah kelebihan batas yang buat gue gak deket sama mereka, yang bikin gue masih suka komentarin mereka karena gemes, tapi toh gue gak jahatin lo.
Bagi yang sebenernya juga sama rese nya kayak tipe-tipe tadi tapi kita masih temenan, itu berarti gue udah mewajari dan menganggap itu bagian dari karakter lo. Karena lo punya sesuatu yang lain, yang lebih besar, yang bikin kita tetep cocok.
Chemistry gak hanya di percintaan kan?

Dan toh gue juga punya kekurangan gue, dan berhubung gue agak gak peka orang nya, ya gue jalanin aja semua sekarang yang ada di depan kita. Karena emang kita gak bakal bisa memuaskan semua orang. Yang penting minimal lo bisa membahagiakan satu orang. Lebih minimal lagi keluarga lo deh. Baru lah kita tau kalo we've done something right.

Oh well, it is highschool.